Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan kapasitas 100 persen sudah dapat diberlakukan di sejumlah wilayah pada Januari 2022. Tarakan diketahui sebagai salah satu daerah yang sudah menggelar PTM terbatas tersebut. Pelaksanaan PTM 100 persen, tentu menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Terlebih di tengah ancaman varian Delta dan Omicron. Di sisi lain, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menilai situasi pandemi saat ini sudah mulai membaik dibandingkan waktu beberapa bulan terakhir. "Dalam beberapa bulan terakhir tahun 2021, sudah banyak progres kondisi pandemi (Covid-19) juga membaik, situasi PPKM juga menurun,” ujar Sekjen Kemendikbud Ristek Suharti, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (4/1/2022). Namun, ada berbagai hal yang harus diperhatikan untuk mencegah penularan Covid-19 selama pembelajaran tatap muka ini berlangsung. "Mitigasinya ini yang harus kita perkuat karena yang kita hadapi adalah bukan hanya Omicron tapi juga Delta masih ada," kata Dicky dalam Live Instagram Suara Edukasi, Selasa (4/1/2022). Dicky menyarankan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 selama dilakukannya sekolah tatap muka 100 persen ini, di antaranya: Menjadikan vaksinasi Covid-19 sebagai syarat utama bagi orang yang terlibat dalam proses belajar mengajar tatap muka. Guru-guru, staf sekolah, dan orang tua murid harus sudah divaksin lengkap. Jika ada pengajar yang masuk dalam kategori berisiko tinggi, mereka harus mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster.
Kemudian memperbaiki ventilasi untuk sirkulasi udara di ruang kelas. Membatasi jumlah anak dalam satu ruangan, salah satunya adalah menerapkan jaga jarak dua meter untuk setiap siswa. Jika ruang kelas tak mencukupi, pembelajaran tatap muka bisa dilakukan di luar ruangan, atau di ruangan terbuka.